Mencari sejarah penamaan Lingkungan RK Sanjaya kilas balik
1994-1995 bersama Bapak JB.Basuki.
Ide penamaan sebuah Lingkungan baru di bawah naungan Paroki
Cililitan – Santo Robertus Bellarminus datang dari Bapak JB.Basuki. Pada
pertengahan tahun 1990an atau sekitar tahun 1994-1995 tepatnya terkumpul 8
kepala keluarga di sekitar kelurahan Bambu Apus yang merupakan pelopor lingkungan RK Sanjaya. Mereka adalah Bapak JB. Basuki, Bapak Anton Sutrisno, Bapak Sri
Yuwono (Almarhum), Bapak Robby Lesmana, Bapak Budi Utama (Almarhum), Bapak
Suhardi, Bapak Edy, dan Bapak Samiran. Pada petengahan tahun 1990 tersebut
sebenarnya sudah banyak keluarga Katholik yang saling mengenal bahkan ketika itu di Paroki Cililitan - Santo Robertus Bellarminus ada istilah warga CCB
(Ceger, Cipayung dan Bambu Apus). Dan kedelapan Kepala Keluarga tersebut yang
berinisiatif untuk mendirikan suatu Lingkungan baru dengan nama RK Sanjaya
untuk wilayah tinggal di sekitar Bambu Apus.
Pemilihan nama RK. Sanjaya yang merupakan seorang Romo Diosesan
dan martir Katholik pertama di tanah Jawa. yang memiliki semangat menyebarkan ajaran
Katholik dan semangat kerasulan mengilhami terbentuknya sebuah Lingkungan baru
yang ketika itu sedang terpuruk, di karenakan adanya pergesekan umat Katholik
dengan warga sekitar di wilayah Bambu Apus. Juga pada waktu itu para jemaat
Katholik yang bermukim di sekitar Bambu Apus tidak semuanya beribadat di Gereja
Cililitan di karenakan jarak tempuhnya yang cukup jauh, Beberapa beribadat di
Gereja Paroki Kampung Sawah, Gereja Paroki Cijantung dan Gereja Santa Catharina
Taman Mini.
Sebelum terbentuk di tahun 1995 para sesepuh Lingkungan RK
Sanjaya berkonsultasi dengan Romo Suryo Suryatmo. SJ yang ketika itu menjadi Romo Paroki di
Cililitan. Awal terbentuk sebagai sebuah lingkungan tercatat Bapak Anton
Sutrisno adalah Ketua Lingkungan, Bapak Sri Yuwono (Almarhum) adalah Wakil Ketua
dan Bapak Robby Lesmana adalah Sekretaris, sebagai pengurus wilayah pertama,
dengan warga kurang lebih terdiri dari hampir 30 kepala keluarga.
Bahkan tercatat jauh sebelum Bangunan Gereja Anak Domba, kediaman Bapak Anton Sutrisno sering di gunakan untuk ibadat sabda ataupun misa cikal bakal Paroki Cilangkap, sehingga Lingkungan ini memiliki ikatan yang sangat erat dengan Parokinya sendiri sejak awal. Acara akbar yang sangat luar biasa sukses dan di hadiri hampir 350 warga Katholik sekitar Ceger, Cipayung dan Bambu Apus pada acara Misa perayaan Natal tahun 1997 di kediaman Bapak Anton Sutrisno yang memang sudah menyiapkan Kapel khusus di rumahnya. Lokasi rumah Pak Anton Sutrisno di samping Indomaret Bambu Apus Raya, namun saat ini beliau sudah pindah ke Cileungsi.
Bahkan tercatat jauh sebelum Bangunan Gereja Anak Domba, kediaman Bapak Anton Sutrisno sering di gunakan untuk ibadat sabda ataupun misa cikal bakal Paroki Cilangkap, sehingga Lingkungan ini memiliki ikatan yang sangat erat dengan Parokinya sendiri sejak awal. Acara akbar yang sangat luar biasa sukses dan di hadiri hampir 350 warga Katholik sekitar Ceger, Cipayung dan Bambu Apus pada acara Misa perayaan Natal tahun 1997 di kediaman Bapak Anton Sutrisno yang memang sudah menyiapkan Kapel khusus di rumahnya. Lokasi rumah Pak Anton Sutrisno di samping Indomaret Bambu Apus Raya, namun saat ini beliau sudah pindah ke Cileungsi.
0 komentar:
Posting Komentar