Embrio Umat basis Paroki Santo Yohanes Maria Vianney Cilangkap berawal dari 2 gugusan komunitas basis Paroki Santo Robertus Bellarminus Cilitan dari satu sisi dan gugusan umat basis Paroki Santo Aloysius gonzaga Cijantung di sisi lain. Komunitas basis umat pinggiran Paroki Santo Robertus Bellarminus Cililitan berada di wilayah Ceger, Bambu Apus, Cipayung serta Cilangkap.
Sedangkan, komunikas basis rencana pemekaran paroki St. Aloysius Gonzaga Cijantung berada di wilayah kelurahan Cipayung, Ciracas, Kelapa Dua Wetan, Munjul, Pekayon, Pondok Ranggon, Cibubur dan Setu.
Kristalisasi kedua hasrat ini mewujudkan embrio paroki baru yang akhirnya oleh Bapak Uskup Agung Jakarta ditetapkan menjadi Paroki ke 53 di wilayah KAJ dengan nama pelindung St. Yohanes Maria Vianney. Berikut adalah tapak sejahar dan penziarahan mereka dalam kerinduannya untuk bersekutu dalam perayaan Ekaristi dan mengikrarkan berdirinya sebuah paroki baru yaitu paroki ” perjuangan ” Santo Yohanes Maria Vianney Cilangkap.
Dari Gereja Wisata TMII
Sebelum memisahkan diri dari induknya Paroki Robertus Bellarminus Cililitan, umat pinggiran Wilayah X Paroki St. Robertus Bellarminus Cililitan itu selalu bersekutu dalam perayaan Ekaristi di gereja TMII secara rutin. Pada bulan Juli 1996, umat begitu rindu untuk melakukan perjiarahan sendiri. Bertepatan dengan penyerahan penggembalaan Gereja Wisata TMII dari Paroki Robertus Bellarminus Cililitan Kepada Paroki Kalvari, Pondok Gede, umat pinggiran Paroki Cililitran itu mewujudkan kerinduannya mengadakan swapelayanan Ekaristi Suci sendiri dengan menempati sebuah ruangan sekolah TK milik seorang umat di Ceger. Pastor Suryo suryatmo SJ dari Paroki Cililitan bertugas sebagai imam dan gembala embrio umat basis stasi/paroki baru ini.
Ke Gereja di TK Mekar Wangi (Santa Anna), Ceger - Jakarta Timur
Kristalisasi keinginan umat pinggiran Paroki Robertus Bellarminus Cililitan itu terwujud dengan hadirnya seorang Imam Gembala Pastor Vianney sudarma, O Carm.dari Paroki Maria Bunda Karmel, Tomang. Perayaan Ekaristi suci pun mulai bisa diadakan secara rutin tiap minggu diruang kelas TK Mekar Wangi Ceger, yang berlokasi hanya 500 m diluar gereja wisata TMII.
Puncak kebahagiaan itu sangat dirasakan tatkala embrio stasi baru ini bisa mengadakan Misa Natal bersama di tahun 1997 dan perayaan Paskah meriah di tahun 1998. Kebahagiaan di satu sisi bagi umat katolik di wilayah ini, namun bagi umat non Kristen sekitarnya , kegiatan ini membuat keterkejutan tersendiri. Heran menyaksikan banyaknya umat Katolik yang hadir dalam perayaan Misa Malam Natal 1997 dan perayaan Paskah 1998.
Keadaan ini pula tentunya yang mengakibatkan masyarakat setempat menolak kehadiran umat katolik yang menggunakan sekolah sebagai tempat ibadah. Pernyataan keberatanpun muncul yang ditandatangani oleh kurang lebih 350 warga masyarakat setempat. Inilah awal kebahagiaan yang menghasilkan salib kerepotan tersendiri. Gangguan masyarakat sekeliling selama berlangsungnya Misa, sering membuat peribadatan menjadi kukang Khidmat, aman dan damai.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak dikehendaki, pemuka umat mencari jalan keluar dengan memanfaatkan tawaran rumah kediaman Bapak Antonius Sutrisno di Jln. Bambu Apus Raya No. 8 sebagai tempat Misa, yang kemudian digunakan secara selang-seling dengan ruang sekolah TK MekarWangi, untuk mengurangi frekuensi penggunaan ruang kelas TK.
Ke Gereja SD Nusa Melati, Setu, Jakarta Timur
Akhirnya, lantaran diprotes masyarakat sekitar Kelurahan Ceger, umat katolik embrio Paroki Cilangkap ini harus meneruskan ziarahnya, menggembara dari satu tempat ke tempat lain untuk bisa mengadakan perayaan Ekaristi Suci setiap minggu pagi.
Kali ini kegiatan misa berziarah dari TK Mekar Wangi ke SD Nusa Melati- sebuah Yayasan sekolah Katolik yang di miliki oleh Bapak Y.P Soehardi- umat katolik yang berdomisili di kelurahan Cilangkap. Misa ditempat ini berjalan kurang lebih satu bulan, meski demikian masyarakat sekeliling juga mulai curiga dan menduga -duga kegiatan apa yang dilakukannya. Tantangan utama ke gereja ini adalah kesulitan menghimpun umat, meningat lokasi sekolah jauh dan sulit di jangkau umat melalui transportasi umum. Sedangkan, keputusan rencana pemekaran umat Paroki Cijantung pun sudah dikeluarkan. Disatu sisi gereja menyambut gembira menyatunya umat dari kedua gugusan Paroki ini, namun disisi lain gereja sungguh kesulitan berjuang mencari tempat perziarahan untuk menyatukan umat dalam perayaan Ekaristi.
Ke Gereja SD Budi Murni, Cipayung - Jakarta Timur
Dalam setiap kesulitan, Tuhan senantiasa datang menopang dan mencarikan jalan keluar bagi mereka yang rindu untuk memujiNya. Itulah yang terjadi dengan kesulitan tempat beribadah umat embrio paroki baru ini. Dalam penggembalaan itulah, Tuhan memberkati dan menolong umatNya melalui budi baik pemilik Yayasan Pendidikan Budi Murni dikawasan Cipayung. Melalui pelayanan Bapak KRHT Sinambella, umat yang menggembara itu boleh menggunakan ruang-ruang kelas SD Budi Murni sebagai tempat untuk mengadakan misa suci. Diruang kelas inilah paroki baru Santo Yohanes Maria Vianney Cilangkap berdiri secara resmi. Bapa Uskup Agung Jakarta Yulius Kardinal Darmaatmadja SJ. Berkenan meresmikan berdirinya Paroki baru ke – 53 diwilayah penggembalaan KAJ
Peletakan batu pertama di Gereja St. Yohanes Maria Vianney
Akhirnya tanggal 25 September 2012, Gubernur bisa hadir di Tanah Gereja yang sedianya akan dibangun Gereja Katolik St. Yohanes Maria Vianney.
Ratusan umat sejak pertengahan hari sudah terkonsentrasi di Aula Budi Murni. Mereka menunggu panggilan dari lokasi supaya tidak terlalu lama menunggu moment itu dan juga menghindari panas yang memang tidak bersahabat. Sekitar pk. 13.00 dimulai dengan kehadiran Bapa Uskup dan juga para Romo yang tergabung dalam Unio KAJ, hadir di tanah seluas 6.000 m2. Umat Paroki yang beberapa saat sudah hadir, sibuk mengerubung Bapa Uskup. Yang memang sudah lama juga tidak bertemu.
Tidak lama berselang, tamu yang ditunggu pun tiba. Jajaran Panitia juga Romo Yohanes Hadi Suryono, Pr dan Romo Ferdinandus Kuswardianto, Pr bersiap menyambut kedatangan Gubernur DKI Jakarta, DR. Ing. Fauzi Bowo.
Acara dibuka dengan sambutan Mayjend (Purn) JB. Wirawan selaku Ketua PPPG Paroki Cilangkap. Singkat padat, dan disampaikan bahwa sekiranya batu yang akan diletakan oleh Bapak Gubernur, menjadi batu pondasi yang kuat, terutama bagi kerukunan umat beragama.
Fauzi Bowo yang menggunakan seragam coklat pun berkesempatan memberikan sambutan. Ucapan terima kasih, khususnya bagi Umat Katolik di Jakarta yang sudah ikut serta aktif dalam Pilkada lalu, juga menjaga keamanan ibukota menjadi bahan pidato beliau. Tidak lupa, ucapan terima kasih dalam akhir masa kerja beliau yang sebentar lagi akan memberikan masa pemerintahan daerah kepada Joko Widodo. Dan realisasi pembangunan Gereja dimulai pada 12 Desember 2012.