Kamis, 22 Desember 2016

(20161221) Bulan Keluarga 2016 - Sekolah Kehidupanku










Mengisi kegiatan Bulan Desember 2016 dengan Minggu- Minggu Advennya, Lingkungan RK.Senjaya - Cilangkap mengisi dengan kegiatan KKS. Kegiatan bulan Keluarga 2016 ini adalah tahun ke 5 dari tradisi baru Keusukpan Agung Jakarta (KAJ). Kegiatan yang melibatkan seluruh keluarga ini bertujuan untuk merayakan tahun syukur atas penyertaan Allah dalam hidup kita dalam berkeluarga.

1. Kediaman Ibu Christine Lomon ( 2 Desember 2016 )


2. Kediaman Bapak Leo Mangin Tahan ( 10 Desember 2016 )


3. Kediaman Bapak Abbas Asnan ( 15 Desember 2016 )


4. Kediaman Ibu Maria Fatima ( 21 Desember 2016 )

Video Sekolah Kehidupanku Keusukupan Agung Jakarta


Share:

Rabu, 21 Desember 2016

(20161218) Kegiatan mengunjungi warga lingkungan yang sakit



Kegiatan mengunjungi warga lingkungan yang sakit. Lingkungan RK.Sanjaya berkesempatan mengunjungi Ibu Basuki yang sedang sakit ( 18 Desember 2016) di RS. Sint.Carolus. Kegiatan tidak rutin namun selalu di agendakan jikalau ada warga lingkungan yang sedang sakit
Share:

Rabu, 02 November 2016

(20161102) Perjalanan berdirinya Gereja Anak Domba dan jemaatnya - Paroki Santo Yohanes Maria Vianney Cilangkap, Jakarta timur

Embrio Umat basis Paroki Santo Yohanes Maria Vianney Cilangkap berawal dari 2 gugusan komunitas basis Paroki Santo Robertus Bellarminus Cilitan dari satu sisi dan gugusan umat basis Paroki Santo Aloysius gonzaga Cijantung di sisi lain. Komunitas basis umat pinggiran Paroki Santo Robertus Bellarminus Cililitan berada di wilayah Ceger, Bambu Apus, Cipayung serta Cilangkap. 

Sedangkan, komunikas basis rencana pemekaran paroki St. Aloysius Gonzaga Cijantung berada di wilayah kelurahan Cipayung, Ciracas, Kelapa Dua Wetan, Munjul, Pekayon, Pondok Ranggon, Cibubur dan Setu.

Kristalisasi kedua hasrat ini mewujudkan embrio paroki baru yang akhirnya oleh Bapak Uskup Agung Jakarta ditetapkan menjadi Paroki ke 53 di wilayah KAJ dengan nama pelindung St. Yohanes Maria Vianney. Berikut adalah tapak sejahar dan penziarahan mereka dalam kerinduannya untuk bersekutu dalam perayaan Ekaristi dan mengikrarkan berdirinya sebuah paroki baru yaitu paroki ” perjuangan ” Santo Yohanes Maria Vianney Cilangkap.


Dari Gereja Wisata TMII


Sebelum memisahkan diri dari induknya Paroki Robertus Bellarminus Cililitan, umat pinggiran Wilayah X Paroki St. Robertus Bellarminus Cililitan itu selalu bersekutu dalam perayaan Ekaristi di gereja TMII secara rutin. Pada bulan Juli 1996, umat begitu rindu untuk melakukan perjiarahan sendiri. Bertepatan dengan penyerahan penggembalaan Gereja Wisata TMII dari Paroki Robertus Bellarminus Cililitan Kepada Paroki Kalvari, Pondok Gede, umat pinggiran Paroki Cililitran itu mewujudkan kerinduannya mengadakan swapelayanan Ekaristi Suci sendiri dengan menempati sebuah ruangan sekolah TK milik seorang umat di Ceger. Pastor Suryo suryatmo SJ dari Paroki Cililitan bertugas sebagai imam dan gembala embrio umat basis stasi/paroki baru ini.


Ke Gereja di TK Mekar Wangi (Santa Anna), Ceger - Jakarta Timur


Kristalisasi keinginan umat pinggiran Paroki Robertus Bellarminus Cililitan itu terwujud dengan hadirnya seorang Imam Gembala Pastor Vianney sudarma, O Carm.dari Paroki Maria Bunda Karmel, Tomang. Perayaan Ekaristi suci pun mulai bisa diadakan secara rutin tiap minggu diruang kelas TK Mekar Wangi Ceger, yang berlokasi hanya 500 m diluar gereja wisata TMII.
Puncak kebahagiaan itu sangat dirasakan tatkala embrio stasi baru ini bisa mengadakan Misa Natal bersama di tahun 1997 dan perayaan Paskah meriah di tahun 1998. Kebahagiaan di satu sisi bagi umat katolik di wilayah ini, namun bagi umat non Kristen sekitarnya , kegiatan ini membuat keterkejutan tersendiri. Heran menyaksikan banyaknya umat Katolik yang hadir dalam perayaan Misa Malam Natal 1997 dan perayaan Paskah 1998.
Keadaan ini pula tentunya yang mengakibatkan masyarakat setempat menolak kehadiran umat katolik yang menggunakan sekolah sebagai tempat ibadah. Pernyataan keberatanpun muncul yang ditandatangani oleh kurang lebih 350 warga masyarakat setempat. Inilah awal kebahagiaan yang menghasilkan salib kerepotan tersendiri. Gangguan masyarakat sekeliling selama berlangsungnya Misa, sering membuat peribadatan menjadi kukang Khidmat, aman dan damai.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak dikehendaki, pemuka umat mencari jalan keluar dengan memanfaatkan tawaran rumah kediaman Bapak Antonius Sutrisno di Jln. Bambu Apus Raya No. 8 sebagai tempat Misa, yang kemudian digunakan secara selang-seling dengan ruang sekolah TK MekarWangi, untuk mengurangi frekuensi penggunaan ruang kelas TK.


Ke Gereja SD Nusa Melati, Setu, Jakarta Timur


Akhirnya, lantaran diprotes masyarakat sekitar Kelurahan Ceger, umat katolik embrio Paroki Cilangkap ini harus meneruskan ziarahnya, menggembara dari satu tempat ke tempat lain untuk bisa mengadakan perayaan Ekaristi Suci setiap minggu pagi.
Kali ini kegiatan misa berziarah dari TK Mekar Wangi ke SD Nusa Melati- sebuah Yayasan sekolah Katolik yang di miliki oleh Bapak Y.P Soehardi- umat katolik yang berdomisili di kelurahan Cilangkap. Misa ditempat ini berjalan kurang lebih satu bulan, meski demikian masyarakat sekeliling juga mulai curiga dan menduga -duga kegiatan apa yang dilakukannya. Tantangan utama ke gereja ini adalah kesulitan menghimpun umat, meningat lokasi sekolah jauh dan sulit di jangkau umat melalui transportasi umum. Sedangkan, keputusan rencana pemekaran umat Paroki Cijantung pun sudah dikeluarkan. Disatu sisi gereja menyambut gembira menyatunya umat dari kedua gugusan Paroki ini, namun disisi lain gereja sungguh kesulitan berjuang mencari tempat perziarahan untuk menyatukan umat dalam perayaan Ekaristi.


Ke Gereja SD Budi Murni, Cipayung - Jakarta Timur



Dalam setiap kesulitan, Tuhan senantiasa datang menopang dan mencarikan jalan keluar bagi mereka yang rindu untuk memujiNya. Itulah yang terjadi dengan kesulitan tempat beribadah umat embrio paroki baru ini. Dalam penggembalaan itulah, Tuhan memberkati dan menolong umatNya melalui budi baik pemilik Yayasan Pendidikan Budi Murni dikawasan Cipayung. Melalui pelayanan Bapak KRHT Sinambella, umat yang menggembara itu boleh menggunakan ruang-ruang kelas SD Budi Murni sebagai tempat untuk mengadakan misa suci. Diruang kelas inilah paroki baru Santo Yohanes Maria Vianney Cilangkap berdiri secara resmi. Bapa Uskup Agung Jakarta Yulius Kardinal Darmaatmadja SJ. Berkenan meresmikan berdirinya Paroki baru ke – 53 diwilayah penggembalaan KAJ




Peletakan batu pertama di Gereja St. Yohanes Maria Vianney

Akhirnya tanggal 25 September 2012, Gubernur bisa hadir di Tanah Gereja yang sedianya akan dibangun Gereja Katolik St. Yohanes Maria Vianney.

Ratusan umat sejak pertengahan hari sudah terkonsentrasi di Aula Budi Murni. Mereka menunggu panggilan dari lokasi supaya tidak terlalu lama menunggu moment itu dan juga menghindari panas yang memang tidak bersahabat. Sekitar pk. 13.00 dimulai dengan kehadiran Bapa Uskup dan juga para Romo yang tergabung dalam Unio KAJ, hadir di tanah seluas 6.000 m2. Umat Paroki yang beberapa saat sudah hadir, sibuk mengerubung Bapa Uskup. Yang memang sudah lama juga tidak bertemu.
Tidak lama berselang, tamu yang ditunggu pun tiba. Jajaran Panitia juga Romo Yohanes Hadi Suryono, Pr dan Romo Ferdinandus Kuswardianto, Pr bersiap menyambut kedatangan Gubernur DKI Jakarta, DR. Ing. Fauzi Bowo.





Acara dibuka dengan sambutan Mayjend (Purn) JB. Wirawan selaku Ketua PPPG Paroki Cilangkap. Singkat padat, dan disampaikan bahwa sekiranya batu yang akan diletakan oleh Bapak Gubernur, menjadi batu pondasi yang kuat, terutama bagi kerukunan umat beragama. 

Fauzi Bowo yang menggunakan seragam coklat pun berkesempatan memberikan sambutan. Ucapan terima kasih, khususnya bagi Umat Katolik di Jakarta yang sudah ikut serta aktif dalam Pilkada lalu, juga menjaga keamanan ibukota menjadi bahan pidato beliau. Tidak lupa, ucapan terima kasih dalam akhir masa kerja beliau yang sebentar lagi akan memberikan masa pemerintahan daerah kepada Joko Widodo. Dan realisasi pembangunan Gereja dimulai pada 12 Desember 2012.

Share:

Selasa, 01 November 2016

(20161101) Mencari sejarah penamaan Lingkungan RK Sanjaya kilas balik 1994-1995

Mencari sejarah penamaan Lingkungan RK Sanjaya kilas balik 1994-1995 bersama Bapak JB.Basuki.

Ide penamaan sebuah Lingkungan baru di bawah naungan Paroki Cililitan – Santo Robertus Bellarminus datang dari Bapak JB.Basuki. Pada pertengahan tahun 1990an atau sekitar tahun 1994-1995 tepatnya terkumpul 8 kepala keluarga di sekitar kelurahan Bambu Apus yang merupakan pelopor lingkungan RK Sanjaya. Mereka adalah Bapak JB. Basuki, Bapak Anton Sutrisno, Bapak Sri Yuwono (Almarhum), Bapak Robby Lesmana, Bapak Budi Utama (Almarhum), Bapak Suhardi, Bapak Edy, dan Bapak Samiran. Pada petengahan tahun 1990 tersebut sebenarnya sudah banyak keluarga Katholik yang saling mengenal bahkan ketika itu di Paroki Cililitan - Santo Robertus Bellarminus ada istilah warga CCB (Ceger, Cipayung dan Bambu Apus). Dan kedelapan Kepala Keluarga tersebut yang berinisiatif untuk mendirikan suatu Lingkungan baru dengan nama RK Sanjaya untuk wilayah tinggal di sekitar Bambu Apus.

Pemilihan nama RK. Sanjaya yang merupakan seorang Romo Diosesan dan martir Katholik pertama di tanah Jawa. yang memiliki semangat menyebarkan ajaran Katholik dan semangat kerasulan mengilhami terbentuknya sebuah Lingkungan baru yang ketika itu sedang terpuruk, di karenakan adanya pergesekan umat Katholik dengan warga sekitar di wilayah Bambu Apus. Juga pada waktu itu para jemaat Katholik yang bermukim di sekitar Bambu Apus tidak semuanya beribadat di Gereja Cililitan di karenakan jarak tempuhnya yang cukup jauh, Beberapa beribadat di Gereja Paroki Kampung Sawah, Gereja Paroki Cijantung dan Gereja Santa Catharina Taman Mini.

Sebelum terbentuk di tahun 1995 para sesepuh Lingkungan RK Sanjaya berkonsultasi dengan Romo Suryo Suryatmo. SJ yang ketika itu menjadi Romo Paroki di Cililitan. Awal terbentuk sebagai sebuah lingkungan tercatat Bapak Anton Sutrisno adalah Ketua Lingkungan, Bapak Sri Yuwono (Almarhum) adalah Wakil Ketua dan Bapak Robby Lesmana adalah Sekretaris, sebagai pengurus wilayah pertama, dengan warga kurang lebih terdiri dari hampir 30 kepala keluarga.

Bahkan tercatat jauh sebelum Bangunan Gereja Anak Domba, kediaman Bapak Anton Sutrisno sering di gunakan untuk ibadat sabda ataupun misa cikal bakal Paroki Cilangkap, sehingga Lingkungan ini memiliki ikatan yang sangat erat dengan Parokinya sendiri sejak awal. Acara akbar yang sangat luar biasa sukses dan di hadiri hampir 350 warga Katholik sekitar Ceger, Cipayung dan Bambu Apus pada acara Misa perayaan Natal tahun 1997 di kediaman Bapak Anton Sutrisno yang memang sudah menyiapkan Kapel khusus di rumahnya. Lokasi rumah Pak Anton Sutrisno di samping Indomaret Bambu Apus Raya, namun saat ini beliau sudah pindah ke Cileungsi.
Share:

Minggu, 30 Oktober 2016

(20161030) Rosario Lingkungan kediaman Bapak Heribertus Wagino

Rosario Lingkungan 30 Oktober 2016 di kediaman Bapak Heribertus Wagino
Share:

Jumat, 28 Oktober 2016

(20161028) Misa Memperingati 40 Hari Meninggalnya Ibu Soetrisno



Misa Memperingati 40 Hari Meninggalnya Ibu Soetrisno 28 Oktober 2016, di pimpin oleh Romo Teguh di kediaman Bapak Soetrisno, Jalan Gebang Sari.

Misa di awali dengan Rosario bersama Lingkungan RK Sanjaya, Lingkungan Mangun Widjoyo, Lingkungan Sugiyo Pranoto dari Wilayah VI Paroki, serta di hadiri oleh keluarga besar dan kerabat dari Bapak Soetrisno.



Share:

Profil Lingkungan RK Sanjaya - Paroki Santo Yohanes Maria Vianney, Cilangkap - Jakarta Timur

Paroki  adalah komunitas kaum beriman kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam gereja partikular (keuskupan), yang reksa pastoralnya, di bawah otoritas Uskup Diosesan, dipercayakan kepada  Pastor kepala paroki sebagai gembalanya sendiri.

Wilayah adalah koordinasi sejumlah lingkungan yang saling berdekatan. Tujuan pendirian wilayah ini adalah untuk mempermudah reksa pastoral, mempersatukan persaudaraan di antara mereka, merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan bersama. Penggabungan ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan untuk pelayanan dan pengembangan reksa pastoral paroki. Sedangkan lingkungan  adalah unit terkecil dari komunitas kaum  beriman kristiani yang hidup berdampingan (berdekatan) yang beranggotakan antara  10 sampai dengan 30 keluarga.

Iman di wujudkan dalam karya (Fides Per Caritatem Operatur) dan Iman di wujudkan dalam bentuk cinta adalah jalan yang harus di pilih untuk mewujudkan cita cita Kristus guna memperkenalkan Kerjaan Allah dan menawarkan keselamatan. Sebagai penganut iman Kristiani kita menerima dan bahkan meminta Kristus untuk tinggal di dalam hidup kita. Cara yang kita pilih adalah dengan menyebarkan kebaikan dan cinta dalam karya nyata di dalam kehidupan kita sehari hari. Lingkungan RK Sanjaya memiliki cita-cita bersama untuk mewujudkan cita-cita Kristus dari lingkup terkecil dari Paroki Yohanes Maria Vianney.

Mengikuti Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta yang ingin mewujudkan Gereja sebagai pembawa sukacita Injili dan mewujudkan keselamatan Allah di Indonesia dengan mengacu kepada dasar negara, Pancasila. Bersama dengan segenap umat dalam Keusukapan Agung Jakarta, lingkungan RK. Sanjaya juga bersiap dan berkomitmen dalam:

  • Mengembangkan pastoral keluarga yang utuh dan terpadu.
  • Meningkatkan kualitas pelayan pastoral dan kader awam.
  • Meningkatkan katekese dan liturgi yang hidup dan memerdekakan.
  • Meningkatkan belarasa melalui dialog dan kerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik untuk mewujudkan masyarakat yang adil, toleran dan manusiawi khususnya untuk mereka yang miskin, menderita dan tersisih.
  • Meningkatkan keterlibatan umat dalam menjaga lingkungan hidup di wilayah Keuskupan Agung Jakarta.



Letak Geografis

Batas administratif lingkungan



Lingkungan RK Sanjaya berada di:


Provinsi : DKI Jakarta
Kotamadya : Jakarta Timur
Kecamatan : Cipayung
Kelurahan  : Bambu Apus

Sebelah Barat berbatasan dengan  

:

Jalan Bambu Apus Raya
Sebelah Timur berbatasan dengan : Jalan Raya Setu
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Jalan Bambu Petung
Sebelah Utara berbatasan dengan : Jalan Raya Mabes Hankam



Sebelah Barat berbatasan dengan  : Lingkungan Mangun Widjoyo
Sebelah Timur berbatasan dengan : Lingkungan Suryo Pranoto
Lingkungan Ignatius Loyola (Wilayah III)
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Lingkungan Ignatius Loyola (Wilayah III)
Sebelah Utara berbatasan dengan : Lingkungan Sugiyo Pranoto

Nama Pengurus Lingkungan


Ketua Lingkungan : Romarta Naibaho
Wakil : Thomas Sasongko
Bendahara 1 : Veronica Dewi Noviandri
Bendahara 2 : Veronika Suciati Utami
Sekretaris 1 : Anik Dewi Lesmana
Sekretaris 2 : Sisilia Siti Arriyani
Seksi Liturgi : J.B Basuki
Gregorius Adi Prasetyo
Benediktus Abbas Asnan
Seksi Sosial : Christine Lomon
Yuliara Putranti
Theresia Lies Yuli
Seksi Humas : Alfonso Soares
Margaretha Sri Wahyuningsih
Seksi Koor : Anastasia Eka
Fredericka Krisma


Ketua dan Wakil Ketua

  • Bertanggung jawab atas semua kegiatan lingkungan yang bertujuan untuk membangun pertumbuhan iman umat yang semakin baik dalam semangat persaudaraan, semangat saling melayani, dengan memperhatikan arah pastoral Paroki.
  • Bersama pengurus lingkungan merencanakan dan menyusun program kerja lingkungan yang sesuai dengan arah pastoral yang sudah diputuskan oleh Dewan Paroki.
  • Bertanggung jawab dalam membangun hubungan kerja dengan seksi-seksi yang ada di Paroki dengan menghadiri rapat-rapat pleno Paroki ataupun mengirim utusan dari seksi yang bersangkutan dalam kerja sama dengan seksi2 di Paroki.
  • Bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi kontrol atas perangkat seksi yang berada dibawahnya, agar semua kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai dengan program kerja yang sudah dibuat bersama, dan mengkoordinasikan kegiatan2 tersebut agar berjalan dengan baik.
  • Membangun hubungan kerja di tingkat wilayah dengan lingkungan2 yang berada di wilayah tersebut.
  • Melakukan Evaluasi secara berjangka atas program kerja yang sudah ditentukan.
  • Membuat laporan pertanggung jawaban keuangan lingkungan pada masa akhir jabatannya.
  • Bekerja sama dengan semua anggota pengurus mempersiapkan penggantian pengurus baru jika masa kepengurusannya telah selesai.
  • Tetap memberikan bantuan pendampingan kepada pengurus baru, baik dalam hal informasi maupun sumbangan pemikiran.


Sekretaris

  • Bertugas membuat surat menyurat baik kedalam maupun keluar lingkungan.
  • Mempersiapkan dan menyusun agenda rapat.
  • Membuat notulen rapat.
  • Membuat data umat dan meng-update data umat yang ada di lingkungannya.
  • Membangun komunikasi yang baik dengan sekretariat tingkat paroki agar setiap informasi pelayanan yang dibutuhkan umat dapat disampaikan dengan baik. Termasuk dalam hal ini mengambil surat-surat yang ditujukan kepada lingkungan yang di letakkan di kotak surat paroki.


Bendahara

  • Membuat laporan keuangan lingkungan
  • Mengumpulkan dana rutin dari iuran anggota umat, ataupun melakukan usaha-usaha pencarian dana lainnya untuk keperluan kegiatan lingkungan.
  • Mengumpulkan dana iuran SPKSM (Santo Yusuf) dan menyetorkannya.
  • Bekerja sama dengan seksi sosial mengumpulkan dana APP pada masa Pra Paskah, Aksi Natal juga Hari Pangan Se-Dunia.



Seksi Liturgi

  • Merencanakan dan mengkoordinir kegiatan2 perayaan Misa Lingkungan, Misa Arwah/ibadat kematian, Pemberkatan Rumah, ibadat rosario, ataupun kegiatan2 lainnya yang bertujuan membangun pertumbuhan iman umat .
  • Menetapkan dan menghubungi Romo ataupun Pewarta/pemandu yang akan bertugas dalam kegiatan2 tersebut.
  • Menetapkan jam, hari dan tempat pertemuan serta menginformasikan kepada sekretaris untuk dibuatkan undangannya.
  • Mengkoordinir tugas-tugas Talaksana dan Tugas Koor jika mendapat tugas dari paroki.


Seksi Sosial

  • Merencanakan dan mengkoordinir kegiatan2 yang bertujuan untuk memberikan perhatian, pertolongan, ataupun bantuan2 khusus kepada umat yang membutuhkan atau yang mengalami musibah/kesusahan
  • Merencanakan dan mengkoordinir kegiatan bakti sosial (jika ada)
  • Menghubungi prodiakon jika ada umat yang membutuhkan komuni di rumah akibat sakit , ataupun di rumah sakit dan yang sudah berusia lanjut.
  • Membantu panitia APP tingkat paroki (seksi social paroki) dalam sosialisasi dan pengumpulan dana APP, Aksi Natal maupun dana hari pangan sedunia.
  • Jika ada umat yang mengalami musibah atau yang membutuhkan pertolongan maka seksi sosial lingkungan dapat mengkoordinir umat dengan sepengetahuan ketua lingkungan untuk mengumpulkan dana dan memberikan bantuannya (swadaya umat lingkungan). Jika dalam hal ini masih dirasakan  kurang maka seksi sosial lingkungan dapat menghubungi seksi sosial tingkat paroki.
  • Dalam hal permohonan bantuan ke seksi sosial paroki maka seksi sosial lingkungan perlu memberikan surat pengantar kepada umat yang bersangkutan dan mendampingi umat tersebut saat bertemu dengan seksi sosial paroki. Prosedur dan syarat2 dapat ditanyakan pada seksi sosial paroki.
  • Jika sebuah lingkungan secara ekonomi sudah diatas rata2 dan tidak ada umat di linkungannya yang mengalami kesulitan, maka seksi sosial di lingkungan tersebut tetap dapat mengorganisir umat untuk mengumpulkan dana sosial yang nantinya bisa dipergunakan untuk membantu umat dari lingkungan lain yang membutuhkan lewat perantaraan seksi sosial paroki. Hal ini untuk membantu seksi sosial paroki yang terbatas dananya, dan sebagai tanda ungkapan rasa kebersamaan sebagai umat satu paroki, dimana lingkungan yang mampu membantu yang belum mampu


Jumlah Kepala Keluarga dan Profil Jemaat (per Agustus 2016)

Setalah adanya pemekaran wilayah, Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang sebelumnya sekitar 110 Keluarga berubah menjadi 28 Keluarga dengan jumlah umat kurang lebih sebanyak 100 orang, dan selebihnya masuk ke dalam Lingkungan baru di wilayah VI yaitu  Lingkungan Mangun Widjoyo dan Lingkungan Suryo Pranoto.

Berdasarkan suku, sebagian besar warga Lingkunag RK Sanjaya berasal dari Suku Jawa, Kemudian Suku Batak, Flores, Sulawesi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa.

Didasarkan kepada pekerjaan, sebagian besar warga Lingkungan RK Sanjaya adalah pekerja baik karyawan swasta maupun negeri, lalu di ikuti golongan wiraswasta, TNI, golongan profesi dan ibu rumah tangga, dan pensiunan.


Kegiatan Lingkungan

Kegiatan bidang liturgi seperti:
Misa lingkungan
Doa rosario
Pemberkatan rumah
Latihan koor
Menyiapkan organis, dirigen untuk koor
Misa arwah.
Kegiatan bidang pewartaan seperti:
Pendalaman kitab suci pada bulan kitab suci, pendalaman iman saat Advent dan masa Pra Paskah
Mengadakan rekoleksi
Kegiatan pelayanan seperti:
Mengunjungi orang sakit, lansia
Mengajak umat untuk mengikuti donor darah di paroki
Mengunjungi umat yang kurang aktif
Aksi sosial baik internal maupun eksternal
Mendata umat yang tidak mampu
Membantu umat yang mendapat musibah
Mengunjungi umat yang melahirkan


Spiritual sebagai sebuah lingkungan

Pada awal terbentuknya lingkungan RK Sanjaya di awal tahun 1990an, sangat terlihat semangat kekeluargaan untuk saling melayani. Hal ini ternyata masih tetap terlihat hingga saat ini, sehingga saling melayani dan mencintai sebagai sebuah keluarga besar dalam lingkup yang kecil menjadi sebuah kebiasaan yang mendasari kehidupan mengereja hingga saat ini. 


Spiritualitas di sini mengacu pada nilai- nilai religius yang mengarahkan tindakan seseorang. Jika nilai- nilai yang dipegang tidak mengarah pada Tuhan, kebahagiaan yang dicapai adalah ‘semu’ sedangkan jika nilai-nilai itu mengarah pada Tuhan, kebahagiaan yang diperoleh adalah kebahagiaan sejati. 

Meskipun spiritualitas ini tidak terbatas pada agama tertentu, namun, kita bisa memahami, bahwa spiritualitas mengarah pada Tuhan Sang Pencipta, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan yang satu dan sama, dan karena hanya di dalam Tuhanlah kita mendapatkan jawaban atas segala pertanyaan di dalam kehidupan.

Dari lingkungan kecil ini kami sama sama kembali belajar tentang bagaimana sejatinya menjadi manusia yang beriman dengan saling mencintai dan saling melayani, sehingga suasana yang terbentuk menjadi sangat nyaman untuk pertumbuhan iman bersama.


Share:

Kamis, 27 Oktober 2016

(20161027) Rosario Lingkungan 27 Oktober 2016 di kediaman Bapak BD.Sijabat

Rosario Lingkungan 27 Oktober 2016 di kediaman Bapak BD.Sijabat
Share:

Minggu, 23 Oktober 2016

(20161023) Rosario Lingkungan 23 Oktober 2016 di kediaman Ibu Erita Sihombing


Rosario 23 Oktober 2016 lingkungan RK Sanjaya di kediaman Ibu Erita Sihombing.
Share:

(20161022) Rosario Lingkungan 22 Oktober 2016 di kediaman Bapak Leo dan Ibu Novi


Rosario lingkungan  22 Oktober 2016 di kediaman Bapak Leo dan Ibu Novi.
Share:

Jumat, 21 Oktober 2016

(20161019) Rosario Lingkungan 19 Oktober 2016


Rosario Lingkungan 19 Oktober 2016 mengambil tempat di Gereja Anak Domba, gereja paroki yang masih berada di lingkungan RK Sanjaya.
Share:

(20161021) Sejarah Baru Pemekaran Lingkungan RK Sanjaya


Wilayah VI
  • Lingkungan Leo Soekoto
  • Lingkungan Theresia
  • Lingkungan RK Sanjaya

Peringatan HUT 18 tahun Paroki St Yohanes Maria Vianney diiringi dengan kabar sukacita melalui adanya pemekaran lingkungan RK Sanjaya yang berteritorial di Wilayah VI. Berdasarkan referendum yang dilakukan, telah disepakati akan adanya penambahan dua lingkungan baru diluar dari Leo Sukoto, Theresia dan RK Sanjaya yang saat ini sudah masuk didalam wilayah VI, yaitu Lingkungan Sugiyo Pranoto dan Lingkungan Magun Widjoyo.

 Berikut nama pengurus Wilayah VI Paroki Yohanes Maria Vianney:

  Wilayah VI (Bapak Yohanes Samiran)
  • Lingkungan Leo Soekoto (Bapak Yulius Djatmiko Restyanto Mulyadi)
  • Lingkungan Theresia (Bapak Adrianus Dwitjahyo D.)
  • Lingkungan RK Sanjaya (Ibu Romarta Naibaho)
  • Lingkungan Sugiyo Pranoto (Bapak A. Suko Rahardjo) ---> Pemekaran dari RK. Sanjaya
  • Lingkungan Mangun Widjoyo (Bapak Gregorius Handogo) ---> Pemekaran dari RK. Sanjaya
 “Saat ini berdasarkan data yang tercantum, RK Sanjaya memiliki 110 Kepala Keluarga, belum lagi dari seberang tol Setu yang seharusnya masuk di Paroki Kalvari, mereka merasa lebih dekat ke gereja Cilangkap, melihat hal ini kami segera lakukan rapat umat” tegas Suko
Persiapan matang dalam pemekaran lingkungan telah dilakukan oleh pengurus lingkungan maupun wilayah.  “Prosesnya lumayan panjang, kami telah melakukan rapat bersama beberapa tokoh umat, kemudian membentuk panitia kecil, memulai pembagian lingkungan, hingga sosialisasi ke umat calon lingkungan baru, dan akan ditutup dengan misa peresmian nama lingkungan baru pada 10 Agustus di Gereja Anak Domba.” Tutur Suko yang saat itu menjabat sebagai ketua lingkungan RK Sanjaya.

Pemekaran lingkungan di Paroki Cilangkap sudah menjadi hal yang lumrah bagi ketua lingkungan RK Sanjaya yang juga masuk dalam kepanitian kecil, hal ini memang perlu dilakukan mengingat semakin berkembangnya umat Katolik Cilangkap dan melihat misi gereja yang merupakan misi sosial dimana pelayanannya harus bisa dirasakan oleh semua umat, oleh karena itu beliau berprinsip bahwa tata kelola lingkungan harus berani bergerak menuju ke arah yang lebih efisien yakni melalui pemekaran lingkungan.

Dalam paroki-paroki besar, partisipasi awam dalam reksa pastoral diperluas dengan membagi paroki menjadi bentuk-bentuk seperti wilayah, stasi dan lingkungan, dimana ideal keanggotaannya adalah sejumlah 20-30 keluarga yang secara teritorial tinggal berdekatan. Pada prinsipnya, setiap satuan ini diharapkan merupakan suatu komunitas basis gerejani yang bersifat terbuka hingga memiliki pelayanan yang lebih mendalam ke masing-masing umat.
 Ibu Romarta Naibaho, sebagai ketua terpilih Lingkungan RK Sanjaya - 2016

 Bapak Gregorius Handogo, sebagai ketua terpilih Lingkungan Mangun Widjoyo - 2016

Bapak A. Suko Rahardjo, sebagai ketua terpilih Lingkungan Sugiyo Pranoto - 2016
Bapak Yohanes Samiran (Ketua Wilayah VI), Bapak Gregorius Handogo ( Lingkungan Baru Mangun Wijoyo), Romo Rochadi, Bapak A. Suko Rahardjo (Lingkungan Baru Sugiyo Pranoto) dan Ibu Romarta Naibaho (Lingkungan RK Sanjaya) - 2016




Share:

Profil Romo Richardus Kardis Sandjaja, Pr (1914-1948)

Sandjaja dilahirkan di desa Sedan, Muntilan, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, pada tanggal 20 Mei 1914. Ayahnya bernama Willem Kromosendjojo, bekerja sebagai pembantu perawat di sebuah klinik Katolik yang dipimpin oleh missionaris Yesuit di Muntilan. Ibunya bernama Richarda Kasijah, dari keluarga katolik yang baik. Sandjaja mempunyai dua kakak perempuan dan seorang kakak laki-laki. Salah satu dari kakak perempuannya menjadi suster Fransiskan.

Sejak masa kanak-kanak Sandjaja sangat terkenal disekolahnya karena kepandaiannya. Dia masuk di SD Katholik yang dipimpin oleh para Bruder. Karena kecerdasannya, maka tidak mengherankan bahwa beliau lebih suka belajar dari pada bermain dalam hari-hari senggangnya. Beliau seorang yang berkepribadian sederhana, rendah hati, jujur dan terbuka terhadap satu sama lain. Beliau sangat suka memperhatikan hidup doanya, rajin mengikuti misa harian di gereja, dan sering mengunjungi gua Maria di Desa Sendangsono, untuk berdoa dan berefleksi. Ketertarikannya untuk menjadi imam berkembang ketika beliau masih di SD.

Beliau diterima di seminari setelah dia lulus dari SMA. Beliau hidup dalam kesucian yang luar biasa selama di seminari. Beliau ditahbiskan sebagai imam diosesan pada tanggal 13 Januari 1943 di Muntilan. Setelah pentahbisannya, beliau terpilih sebagai pastor paroki di Muntilan. Beliau mendapat banyak kesulitan karena situasi perang, namun demikian beliau sangat kuat dan percaya akan penyelenggaraan Ilahi, dan dengan alasan itulah beliau dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik sebagai pastor paroki yang sangat bijaksana dan disukai oleh seluruh umat paroki Muntilan. Untuk beberapa kali bangunan Gereja dirusak oleh tentara perang yang tidak senang dengan karya missi. Walau begitu, beliau tetap tabah dan disemangati oleh umat parokinya untuk memperbaiki dan membangun kembali gereja mereka. Bagi umat parokinya, beliau selalu menunjukan kesederhanaannya, bijaksana dan memperhatikan sesama dalam seluruh hidupnya sebagai seorang pastor paroki. Meskipun banyak kesulitan, beliau dapat menjaga hubungan baik dengan pemerintah resmi.

Selama penjajahan Jepang tahun 1942 - 1945, banyak gereja yang dirusak dan kekayaan mereka dirampas. Dalam situasi seperti itu, Sandjaja harus melarikan diri dan bersembunyi di desa-desa untuk keselamatan sampai keadaan membaik. Selanjutnya, beliau dapat kembali ke parokinya untuk membangun kembali gerejanya. Kemudian, beliau mendapat tugas baru untuk mengajar di Seminari Tinggi di Yogyakarta, dan untuk membantu paroki tetangga di Magelang. Pada tahun 1948 beliau terpilih sebagai guru dan Rektor di Seminari Menengah di Muntilan. Beliau selalu menunjukkan sikap kesediaannya untuk membantu Gereja dimanapun dan bagaimanapun kondisinya, dan beliau melakukannya dengan baik.

Pada tanggal 20 Desember 1948, beliau menyelamatkan hidup teman imamnya dan seminaris dalam Seminarinya dengan menyerahkan dirinya kepada kelompok Muslim ekstrimis yang tidak menyukai umat Kristen dan para missionaris. Pemuda kauman Muntilan merampok dan membakar sebagian dari komplek persekolahan di Muntilan. Delapan pemuda itu yang belakangan diketahui berasal dari kelompok orang-orang Hisbullah itu menculik imam dan frater. Dia adalah Romo Sandjaja, Pr dan Frater Herman A. Bouwens, SJ.

Bersama seorang seminaris Yesuit dari Belanda itu mereka disiksa dengan kejam, lalu dibunuh secara keji oleh pembrontak Muslim di lapangan terbuka di daerah pinggiran Muntilan. Jenazahnya bergelimpangan di sawah antara desa Kembaran dan Patosan. Dengan cepat Bapak Willem dan anaknya, Yohanes Redja pergi ke tempat tersebut. Mereka menyaksikan jenazah Frater Bouwens telanjang bulat dan hidungnya disumbat dengan kayu runcing. Mukanya rusak berlumuran darah, sementara badannya biru memar bekas pukulan-pukulan hebat. Romo Sandjaja hanya mengenakan kaos dalam. Kedua kakinya dari bawah hingga ke atas penuh luka-luka kecil bekas tusukan upet (puntung api) Bahu dan badannya membiru bekas pukulan. Tengkuk dan dahinya berlubang tertembus peluru pistol. Sangat mengerikan!

Berat sekali penganiayaan bengis yang dilakukan oleh gerombolan yang tidak bertanggung jawab terhadap pencinta Tuhan ini. Jenazah mereka disapu dengan handuk kemudian dikubur di situ juga. Makamnya tidak dalam. Pemakaman ini dilakukan sekedar untuk menghilangkan jejak saja. Dua rohaniwan itu menjadi korban fanatisme yang sempit. Jenazah keduanya lalu dimakamkan kembali secara besar-besaran pada tanggal 5 Agustus 1950 di Kerkhop Muntilan. Dengan khidmat peti-peti mayat diusung oleh pramuka dan anggota-anggota Angkatan Udara dan dimakamkan di tempat pendiri Gereja di antara orang Jawa, yaitu Romo van Lith yang sudah beristirahat sejak tahun 1926.

Beliau menjadi salah satu martir pertama yang sangat terkenal di Pulau Jawa. Bagi kita, Sandjaja telah menjadi symbol ketabahan, kesucian, kesederhanaan, kesetiaan dan Kasih abadi Kristus Tuhan Kita.

Tgl 10Sep2010 oleh Tony (http://www.ekaristi.org)
Share:

YOUTUBE

INSTAGRAM

Santo Yohanes Maria Vianney

Santo Yohanes Maria Vianney

Doa Santo Yohanes Maria Vianney

Aku mengasihi Engkau, ya Allahku, dan hasratku satu-satunya adalah mengasihiMu sampai nafasku yang terakhir.

Aku mengasihi Engkau, ya Allah yang pantas dicintai tanpa akhir, dan aku lebih memilih mati mencintaiMu daripada hidup sekejap tanpa mencintaiMu.

Aku mengasihi Engkau, ya Allahku, dan aku tidak mendambakan surga kecuali demi kebahagiaan mencintai Engkau dengan sempurna.

Aku mengasihi Engkau, ya Allahku, dan aku hanya takut akan neraka, karena disana aku takkan pernah mendapat hiburan manis mencintaiMu.

Ya Allahku, bila lidahku tidak dapat mengucapkan di setiap saat, betapa aku selalu mencintaiMu, setidak-tidaknya aku mau supaya hatiku mengulang-ulanginya sesering aku menarik nafasku.

Allahku, berilah padaku rahmat agar boleh menderita karena mencintaiMu. Berilah aku rahmat untuk mencintaiMu dalam menderita, untuk pada suatu saat menarik nafasku yang terakhir dalam mencintaiMu, dan dalam merasakan bahwa aku mencintaiMu.

Dan semakin mendekati akhir hayatku, semakin kumohon padaMu, untuk menumbuhkan cintaku kepadaMu, dan menyempurnakannya.

Amin.